Pupuk organik asal ternak adalah pupuk yang dibuat
melalui proses pembusukan atau fermentasi limbah ternak dan sisa-sisa
pakan hijauan. Dengan demikian limbah ternak baik berupa kotoran ternak
saja atau yang sudah bercampur dengan sisa-sisa pakan hijauan/jerami
apabila diproses secara benar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau
lazim disebut pupuk organik. Proses tersebut disebut juga pengomposan.
Dalam proses
pengomposan dapat ditambahkan starter yang sudah beredar di pasar
antara lain Starbio, EM-4 dan bahan lain dengan maksud mengoptimalkan
manfaat dan kandungan unsur hara dari pupuk organik tersebut. Starter
tersebut dapat dipergunakan EM-4, Starbio atau jenis lain yang telah
beredar di pasar ditambah dengan beberapa bahan berupa kapur, abu,
serbuk gergaji, sekam dan lain-lain.
Dalam
usaha peternakan apabila kotoran temak dan sisa-sisa pakan hijauan
diproses melalui pengomposan akan bermanfaat sebagai berikut :
- Mengurangi bau yang tidak sedap (busuk) pada lingkungan peterakan
- Menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang ada pada Kotoran Ternak Segar (KTS) atau mengoptimalkan kesan kotor kegunaan kotoran ternak sebagai penyubur tanaman
- Menghilangkan kesan kotor/menjijikkan
- Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada limbah ternak
- Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.
POTENSI NASIONAL
Berdasarkan populasi ternak di Indonesia (2004) yang terdiri dari ternak ruminansia besar sebanyak 13.680.000 ekor, ternak ruminansia kecil 21.688.000 ekor, non ruminansia 7.001.000 ekor dan unggas 1.283.164.000 ekor dapat dihasilkan KTS sebanyak 80.194.166 ton dan apabila diproses menghasilkan pupuk organik sebanyak 32 juta ton dengan nilai Rp. 11,2 triliun dengan asumsi harga pupuk Rp. 350, /Kg. Dari jumlah tersebut secara proporsional berasal dari ternak ruminansia besar (74,72%), ruminansia kecil (7,40%), non ruminansia kuda dan babi (7,38%) dan unggas (10,50%). Jumlah pupuk organik sebanyak 32 juta ton dapat menyuburkan lahan pertanian seluas 6,4 juta Ha/tahun, dengan asumsi pemakaian pupuk organik 5 ton/Ha/tahun. Dengan demikian apabila dalam tahap awal dapat dikelola secara intensif 205 dari total potensi tersebut sangat signifikan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan pupuk organik asal ternak dan peningkatan kesejahteraan petani dan peterakan.
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Berdasarkan cara pembuatan pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi 3 macam :
1) Pembuatan Pupuk Organik Dan Kotoran Ternak Yang Tercampur Dengan Sisa Pakan/Hijauan (Jerami / Rumput)
- Timbun kotoran ternak yang bercampur dengan rumput jerami di tempat yang teduh dan beratap, tumpukan maximal 2 M tingginya.
- Kemudian tumpukan/timbunan, tersebut disiram dengan air yang sudah dicampur dengan Starter (0,1%) dengan cara dipercik-percikan hingga merata, maka suhu pada tumpukan bagian dalam setelah beberapa hari akan naik hingga 70 C.
- Diamkan selama 2 minggu (14 hari), kemudian diaduk hingga rata, sehingga suhunya turun lebih kurang 40 C. Pengadukan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan perlakuan ini dilakukan sampai 2-3 bulan (4-6 kali pengadukan)
- Setelah 3 bulan, pupuk organik sudah jadi dan dapat digunakan sebagai pupuk.
2) Pembuatan Pupuk Organik Dan Kotoran Ternak Yang Tidak Tercampur Dengan Sisa Pakan Hijauan
- Kotoran Ternak Segar dikeluarkan dari kandang, dijemur hingga setengah kering (lakukan tiap hari)
- Caranya dihamparkan tipis-tipis dan ditimbun tiap hari di atasnya sambil diaduk-aduk hingga setengah kering
- Kumpulkan dan tumpuk di tempat terpisah pada ruangan yang beratap
- Kotoran Ternak Segar yang bercampur dengan sisa - sisa pakan di aduk setiap 3-4 hari sekali lakukan selama 30 hari dan ditambahkan Starter 0,1% dengan cara dipercik-percikan
- Tumpukan bahan yang setengah jadi tersebut dicampur dengan kotoran sapi setengah kering dari luar, kemudian diaduk. Hal ini dilakukan setiap hari
- Pencampuran antara tumpukan bahan pupuk (setengah jadi dengan kotoran ternak setengah kering, dimaksudkan untuk mempercepat proses. Pupuk organik sudah dapat dipergunakan sebagai pupuk, disamping digunakan sebagai bibit pupuk organik untuk pembuatan berikutnya
- Pupuk Organik yang akan dijual dilakukan pengayakan dan pengemasan, disamping itu harus diberi lebel.
3) Pembuatan Pupuk Organik Melalui Biodigester Bagi Peternak Yang Memanfaatkan Biogas.
Biodigester Yang sudah aktif menghasilkan biogas, sisa kotoran ternak
yang sudah terurai akan keluar secara sendiri dari pipa pengeluaran dan
ditampung pada penampungan, berbentuk lumpur atau slury :
- Pindahkan sisa kotoran ternak (slury) dan bak penampungan ke bak pemrosesan pupuk organik yang beratap. Isi hingga 3/4 bagian, biarkan mengering air keluar dan alas kaki yang dibuat miring dan diberi lubang
- Setelah didiamkan 1 minggu (agak mengering) tambahkan Starter yang sudah diaktifkan (cairan Starter 0,1%). Penggunaan larutan Starter 0,1% untukmempercepat proses pengomposan dengan cara dipercik-percikan atau disemprotkan dengan sprayer (jangan terlalu basah atau terlalu kering untuk menjaga agar suhu pemrosesan/ pengomposan antara 45-65?C dengan kelembaban antara 40-50%)
- Aduk-aduk hingga merata dan setiap 7 hari (1 minggu) dilakukan pembalikan
- Setelah kurang lebih 1 bulan pupuk organik sudah dapatdigunakan
- Pupuk organik yang akan dipasarkan dilakukan pengayakan dan pengemasan serta pelabelan.
CARA MENGAKTIFKAN STARTER
Starter (EM-4) = Effective Microorganism-4, berupa larutan berwarna
kuning kecoklatan. Dalam larutan Starter (EM-4 atau Starbio),
microorganisme didalamnya masih dalam keadaan tidur (dorman), sehingga
perlu diaktifkan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
- Campurkan 1 cc Starter dengan 1 liter air (1.000 cc) dan 1 gram gula (larutan 0,1% starter) atau sesuai petunjuk pabrik
- Starter sudah siap disemprotkan ke bahan organik dengan Sprayer
- Jika tidak segera digunakan, simpanlah larutan Starter (yang sudah jadi) dalam- jerigen atau botol plastik yang dapat ditutup rapat (jangan menggunakan botol gelas)
- Simpan ditempat yang sejuk dan gelap, hindari sinar matahari & jangan dimasukkan kedalam lemari es
- Starter ini sebaiknya digunakan dalam jangka waktu 3 bulan (lihat anjuran pabrik).
CIRI CIRI PUPUK ORGANIk YANG SUDAH JADI
- Bahan-bahan sudah hancur karena pemrosesan (pengomposan)
- Tekstur remah tidak lengket dan tidak panas (dingin/suhu alami ? 30? C)
- Warna coklat kehitaman
- Tidak berbau (bau kotoran sudah hilang)
- Kadar air 34-35% (?40%).
KELEBIHAN PUPUK ORGANIK DARI PUPUK LAIN
Kadar unsur hara yang ada pada pupuk kandang/pupuk organik memang tidak
sebesar kandungan unsur hara pada pupuk buatan, tapi pupuk organik
mempunyai kelebihan yaitu dapat memperbaiki struktur tanah yang
dipupuk, antara lain :
- Memudahkan penyerapan air hujan
- Memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air, tanah tidak cepat kering
- Mengurangi erosi
- Memberikan lingkungan/media yang baik bagi kecambah biji dan akar tanaman.
PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
Pupuk Organik selain dapat digunakan sebagai pupuk pengganti/penambah dapat juga digunakan sebagai media tanaman, antara lain ; untuk sayur-sayuran, bunga-bungaan dan pertanian organik.
PENDAPATAN TAMBAHAN PETERNAKAN DENGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN SAPI
- 2 ekor sapi dewasa menghasilkan Kotoran Ternak Segar (KTS) sebanyak = 2 ekor x 12 Kg KTS/Ekor/Hari =24 Kg KTS
- Dalam 1 bulan (30 hari), KTS yang terkumpul = 30 hari x 24 Kg KTS = 720 Kg KTS
- Diproses menjadi pupuk organik 40% x 720 Kg KTS = 288 Kg pupuk organik yang sudah siap digunakan/dijual
- Pendapatan Peternak dari pupuk organik asal kotoran sapi (2 ekor) = 288 Kg x Rp. 350,- /Kg = Rp. 100.800,- /bulan
- Biaya pembuatan pupuk organik (starter, bahan tambahan dan tenaga kerja/kemasan) diperkirakan 15% dari nilai jual
- Dengan demikian pembuatan pupuk organik asal ternak dapat meningkatkan pendapatan peternak Rp. 1.000.000,- /tahun dari 2 ekor ternak yang dipelihara dalam 1 tahun.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !